Rumah
Si Tomtom
(Alfy
Maghfira)
Di
tepi sungai ada seekor kura-kura bernama Kuku dan seekor monyet bernama Tomtom.
Mereka berdua sedang berteduh di bawah pohon mangga karena siang itu panas
sekali.
Si Tomtom sampai mengeluh, “Urgh,
panas!”
Kuku melihat kawannya dan ia hanya tersenyum.
“Tapi, beruntung ada pohon mangga, Tom. Coba kalau enggak ada pasti deh, lebih
panas lagi,” sahut Kuku.
“Andai aku punya rumah, Ku. Pasti
enggak akan kepanasan begini,” ujar Tomtom.
Si Kuku mengangguk, memang benar kata
Tomtom, andai saja punya rumah pasti mereka berdua enggak akan kepanasan
ataupun kehujanan.
Tapi...
sebenarnya Kuku masih beruntung karena ia ‘kan kura-kura yang punya tempurung. Jadi
Kuku enggak butuh rumah kayak si Tomtom. Kuku tinggal masukin kepala sama
kakinya ke dalam tempurungnya.
“Eh,
Tom. Di seberang sana aku pernah lihat ada rumah bambu kosong. Kita ke sana,
yuk!”
Tiba-tiba saja si Kuku yang awalnya melamun,
jadi ingat beberapa hari lalu waktu cari makanan pernah lewat rumah bambu
didekat kebun kubis. Maka berangkatlah mereka, sebelumnya mereka harus
menyeberangi sungai. Tak lama rumah bambu itu ketemu.
Keadaan
rumah bambu itu cukup kecil dan lumayan kotor. Tapi si Tomtom tetap senang
karena sudah menemukan rumah baru.
“Wah,
lumayan nih!!!” seru Tomtom sambil melihat ke dalam rumah bambu itu.
“Nyaman,
Tom!” sahut si Kuku. “Aku ikut masuk, ya!” sambung Kuku sambil siap masuk ke
rumah Tomtom.
Tapi...
Tomtom malah menendang Kuku. “Enggak boleh! Ini rumahku! Enak aja!” teriak
Tomtom marah.
Urgh!
Kuku saat itu terjungkal ke atas tanah. Rasanya tempurung Kuku hampir pecah.
Kuku jadi ikut sedih dan kecewa sama Tomtom, kok dia jahat. Padahal Kuku yang
udah nunjukin rumah baru buat Tomtom.
Kuku
pun pergi dan sejak saat itu mereka tidak berjumpa lagi.
***
Sudah
1 bulan, Kuku tidak ketemu sama Tomtom. Kuku jadi rindu, biasanya Kuku suka
duduk bareng Tomtom di tepi sungai, tapi sekarang Tomtom jahat. Kuku jadi
enggak mau temanan lagi sama dia.
Kuku pun melihat ke seberang sungai,
siapa tahu ada Tomtom lagi lewat. Tapi... tetap saja tidak ada. Awan di langit
pun terlihat mendung, huh... dan tidak lama hujan pun turun. Kuku pun
memasukkan kepala, kedua tangan dan kakinya
ke dalam rumah tempurungnya.
“Umpp... hangatnya! Jadi enggak
kehujanan deh!” seru Kuku sambil bersukur.
Tapi tiba-tiba Kuku mendengar suara
tangisan. “Hiks... hiks... hiks!!!”
Kuku jadi penasaran siapa sih yang
nangis?
Loh, ternyata si monyet! Teman Kuku
yang jahat itu.
“Tomtom? Kamu kenapa nangis?” tanya
Kuku. Tomtom sedang duduk berteduh di bawah pohon mangga.
“Rumahku, Ku. Rumahku dirusak sama
para pemburu,” jawab Tomtom sambil terus menangis sedih.
Kuku jadi kasihan sama Tomtom. “Yaudah,
Tom. Kamu di sini aja sama aku. Kita bikin rumah baru saja, kita bisa kikin kan
dari daun kelapa sama daun pisang,” ujar Kuku menyemangati Tomtom.
“Maafin Tomtom, ya, Ku. Aku udah jahat
sama Tomtom,” Tomtom jadi menyesal karena pernah menendang Kuku.
Kuku si kura-kura memang binatang yang
baik hati. Ia tidak pernah merasa dendam sama Tomtom. Bagi Kuku, Tomtom
tetaplah temannya dan yang namanya teman harus saling memaafkan.