Pernikahan kami padahal baru berjalan tahun ke-2, di sanalah kami saling menilai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kadang aku tiap hari kecewa, karena suamiku lebih suka menghabiskan waktu depan komputernya. Entah itu bekerja atau main game.
Kadang aku kecewa, kenapa suamiku seperti itu? Apakah kekuranganku amat segunung? sampai dia tidak terlalu suka berdua menghabiskan waktu hanya dengan menonton atau mengobrol? Kita satu atap tapi kenapa terasa sendiri, hanya bangun untuk kerja, lalu tidur pun larut sekali. Minim interaksi, minim kebersamaan.
Capek rasanya jika harus bertengkar karena aku kurang suka dia terlalu egois dengan dunianya. Untuk apa aku menikah tapi tidak mau membimbing? untuk apa menikah tapi lupa dengan peran masing-masing?
Entah sampai kapan proses menyakitkan ini berjalan. Aku selalu berdoa, semoga suamiku diberi hidayah, terketuk pintu hatinya, sadar dia memiliki istri. Dia bukanlah bujang yang harus terus larut dengan dunianya. Sadar, dia memiliki tanggungjawab besar atas diriku, sadar dengan akad yang dia ikrarkan!