My Books

My Books
Araska Publisher, 2014. Ellunar, 2014, 2015, 2015.
I LOVE KAMPUS FIKSI - #KAMPUSFIKSI12

Review Film Dilan 1990 (Dilanku yang Tertinggal di Hati)

Review Film Dilan 1990
(Dilanku yang Tertinggal di Hati)


Dilan, masanya sudah berlalu bagiku. Tapi namamu tertancap di hati. Beuh. :’D
Dilan 1990 jelas setting tahun generasi 90-an ini menceritakan romansa masa SMA di kota Bandung. Kalau hari ini kan mau ngegebet orang serba gampang, bisa facebook-an tapi udah kuno sih, orang-orang pindah ke IG—buat unjuk juara Ketampanan yang paling banyak filternya, bisa via WA juga, gampanglah tinggal chit-chat gretong, nelepon juga cetek. Mau di ngegombal di atas genteng sekalipun bisa!

            Tapi Dilan? Tahun segitu tuh dia mesti punya telepon rumah, dan hanya orang-orang mampu saja yang bisa pasang pesawat telepon pada masanya itu. Dilan sih biasanya pakai telepon umum—Cuma pakai koin.

            Dilan diperankan oleh Iqbal mantan member Coboy Junior. Jujur, awalnya gue gak terima masa Dilan bocah ingusan sih? (gue lupa umur gue bukan SMA lagi makannya protes). Tapi langsung jilat ludah sendiri deh, pas Iqbal tiba-tiba disulap jadi Dilan. Tingkat kegantengannnya naik 1000%. Lebay gak sih gue?
            Entah ini aura Dilan atau aura Iqbal, yang penting bukan Aura Kasih. :’D Gila-gila gue baper parah. Seisi studio cengcengsan tahu nggak sih. Jerit-jerti kek mereka yang jadi milea. Padahal Milea biasa aja. Sumpah, ya, gombalan, tatapan, kelakuan Dilan nojos banget ke hati.

            Bang Pidi sukses besar telah men-Dilan-kan Iqbal. Manis banget senyumnya, nggak kuat.
            Milea juga kerenlah. Tapi fokus gue Cuma ke Dilan sih jadi nggak terlalu meng-wow-kan Milea.
            Di balik keajaiban pemeran karakter-karakter film Dilan 1990. Settingan 90-annya masih kurang. Efek cinematography-nya juga masih keliatan kekinian. Tapi overall gue suka.

            Gue kangen gombalan Dilan, senyum Dilan, tatapan Dilan, marahnya Dilan, cemburunya Dilan, bisikan Dilan. Aaaakk pengin nonton lagi.

            Dilan... aku rindu. Tapi berat. Kenapa nggak kamu aja yang rindu aku? Wkwkkwkwk


Share 'Review Film Dilan 1990 (Dilanku yang Tertinggal di Hati)' On ...

Ditulis oleh: Alfy Maghfira - Sabtu, 27 Januari 2018

2 komentar untuk "Review Film Dilan 1990 (Dilanku yang Tertinggal di Hati)"

  1. Alfy udah nonton dua kali aja :(

    Eh, Dilan di novel punya telepon sendiri di filmnya enggak? Dia dikere-kerekan. Leh uga...

    Bocoran dong. Di pilemnya, dia tetap pembaca berat dan penulis?

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku tiga kali nonton hahaha. dia anak orang berada kok. tapi anehnya dia suka pakai telepon koin. gak tahu kenapa. wkkkw. dari gambaran kamarnya yang punya banyak buku--Dilan itu suka baca buku n suka sama sastra. suka puisi juga. eheheheh

      Hapus