My Books

My Books
Araska Publisher, 2014. Ellunar, 2014, 2015, 2015.
I LOVE KAMPUS FIKSI - #KAMPUSFIKSI12

[Resensi] Novel Angin Bersyair-Andrei Aksana

andrei aksana
Sumber: Goodreads.com

Judul               : Angin Bersyair
Genre               : Sastra
Penulis             : Andrei Aksana
Editor              : Hetih Rusli
Penerbit           : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit    : 2014
ISBN               : 9786020311586
Tebal               : 216 halaman
Harga              : Rp. 55.000
Sinopsis           :
Berbekal secarik kertas aku berangkat. Dituliskan begitu tergesa oleh Kiev, arsitek yang menjadi kekasihku, di atas selembar kertas yang sembarang dirobek. Alamat tanpa nama jalan dan nomor, membawaku menjelajahi Ubud.
Di sanalah aku memulai titik nol. Membaca isyarat-isyarat alam yang disampaikan sawah, sungai, lembah. Mempertemukanku dengan Raka, dosen seni dan pelukis, yang mengajariku tentang ketabahan yang sederhana, dan Nawang, dunia yang diam, yang memperkenalkanku kepada angin.
Jawaban yang kucari malah menuntunku menemukan kertas-kertas yang lain. Rahasia-rahasia, yang dikisahkan angin....
***
Akhirnya selesai juga saya baca. Sebenarnya awal saya niat baca novel sastra ini karena ingin memperluas genre bacaan saya. Biar lebih seger begitu, karena akhir-akhir ini saya lagi jemu sekali dengan novel-novel populer. Dan tentu saya belum pantas mengomentari novel aduhai ini. Begitu saya membaca bagian pembukanya saja sudah  bikin saya mulai menandai penulis Andrei Aksana sebagai favorit saya.
            Saya suka sekali filosofi-filosofi alam yang Penulis tuangkan. Itu cukup membuat saya terbuai dan tidak bisa berhenti untuk menikmati karya Andrei Aksana yang lainnya.
***
Awalnya saya suka dengan cerita Sukma sebagai wanita simpanan Kiev, tapi setelah pindah ke Ubud dan berkenalan dengan Raka, selera bacaku jadi menguap terutama di bagian pertengahan. Pendapat saya, si Raka terlalu muluk menceritakan Ubud. Tapi sejujurnya dibanding Raka dan Sukma, saya lebih tertarik dengan tokoh Nawang yang lebih mendasari cerita, ia bersikap tertutup dan menutup-nutupi sesuatu dari Sukma dan Raka. 

Saya cukup tersentuh dengan puisi Nawang yang diketahui Sukma:
Bli,
Jadilah angin bagi awan-awanku
Hingga aku tak lagi ragu berarak
Ke tempat tujuan kita

Bli,
Jadilah angin bagi layang-layangku
Hingga aku tak lagi takut mengarungi
Angkasa harapan kita

Bli,
Jadilah burung-burung yang kita bebaskan
Menuntun jalan mereka
Kembali ke sarang

Bli,
Jadilah angin
Yang menghidupkan angan-anganku....
           
***

Akhir kata, saya rekomendasikan novel nyastra ini untuk para penggila sastra atau yang sedang belajar memperkaya diksinya.  Rating untuk novel ini saya ingin kasih 4, tapi saya cukup kecewa dengan alur ceritanya, jadi rate untuk novel ini di angka 3.5 saja. 

Share '[Resensi] Novel Angin Bersyair-Andrei Aksana' On ...

Ditulis oleh: Alfy Maghfira - Kamis, 07 Januari 2016

Belum ada komentar untuk "[Resensi] Novel Angin Bersyair-Andrei Aksana"

Posting Komentar